Welcome to SMT MACHINE blog

Jumat, 06 Mei 2011

Breakdown MC


Breakdown maintenance ini diterapkan pada awal-awal tranformasi maintenance yang ada. Dalam metode ini, seorang teknisi dipersiapkan untuk berjaga-jaga pada suatu mesin atau peralatan yang sedang berjalan. Jika terjadi kerusakan atau mesin mati maka saat itulah sang teknisi tersebut bekerja.

Pada dasarnya breakdown maintenance sangat tidak diinginkan, karena akan mengganggu proses produksi secara keseluruhan. Coba dibayangkan, ketika sedang dikejar-kejar target ternyata mesin mati, tidak bisa jalan. Diutak-utik kesana kemari tidak ketemu permasalahannya. Setelah dibongkar ternyata terjadi pergeseran dudukan mesin sebesar 5 mm. Sangat sepele untuk sekali untuk sebuah stop produksi yang nilainya jutaan. Perhitungan kerugian ketika stop produksi bukan hanya pada order yang gagal, namun juga diperhitungkan kerugian waktu berjalan, kerugian manpower, kerugian pembelian spare, kerugian kesempatan, kerugian listik, serta kerugian yang lainnya.
Lain halnya ketika suatu pabrik mempunyai cadangan mesin yang memadai. Mesin pencetak sandal misalnya, punya 15 mesin namun yang aktif hanya 10 mesin. Kondisi cadangan mesin akan sangat membantu back up ketika terjadi masalah pada mesin yang sedang berjalan. Mesin yang macet segera diganti dengan cadangan mesin yang ada sehingga tidak mengganggu proses produksi secara keseluruhan. Breakdown maintenance bisa diterapkan di sini.
karena : tidak perlu menyediakan spare part dalam jumlah tertentu karena tidak dibutuhkan. Spare part yang benar-benar dibutuhkan adalah spare yang mengalami kerusakan pada mesin saat itu, bukan yang lain. Artinya adalah pabrik tidak perlu mengeluarkan biaya untuk spare part dalam jumlah tertentu karena sudah punya mesin cadangan yang bisa digunakan sewaktu-waktu untuk menggantikan mesin yang rusak.
Breakdown maintenance ini dilakukan kerena kondisinya memang tidak terlalu signifikan terhadap operasi maupun produksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Followers

Top Stories